Friday, May 30, 2008

Kucingan

Kucingan merupakan kedai makan atau biasa disebut juga dengan Cafe. Disebut kucingan karena nasi yang dijual di cafe tersebut dibungkus dengan kertas atau ada juga dengan daun pisang ( langka ) sebesar kepalan tangan. Ukuran bungkusan yang sebesar kepalan tangan tersebut di identikkan dengan porsi makan kucing.

Kucingan banyak tersebar di Daerah Semarang, Salatiga, Solo dan juga Jogjakarta. Biasanya kucingan berada di daerah pemukiman mahasiswa atau lingkungan pabrik. Sebutan kucingan banyak di gunakan di daerah semarang dan sekitarnya.

Selain kucingan orang menyebut juga dengan angkringan, sebutan ini setahu saya berasal dari Jogjakarta, keberadaannya sama dengan kucingan. Bahasa mudahnya, orang jogja menyebut kucingan dengan angkringan.

Di daerah magetan dan madiun, kucingan disebut dengan sebutan sego jotos (nasi kepalan) karena orang magetan dan madiun lebih menggunakan pendekatan ukuran bungkusan nasi yang sebersar kepalan tangan. Karena di daerah ini, dulu sering terjadi tawuran antar pemuda yang biasa memukul dengan kepalan tangan maka bahasa jotos (pukulan) umum digunakan di daerah ujung barat jawa timur ini.

Menu yang ada di kucingan sangat beragam, dari gorengan, hingga nasi dan mie juga ada. Lauk nasi beraneka ragam, hal ini cocok untuk orang yang ingin menikmati masakan dengan berbagai rasa atau lauk tetapi dengan uang yang terbatas.

Harga nasi kucing relatif murah, tetapi menurut ukuran nasi kucingan relatif mahal dibanding dengan nasi yang biasa di beli di warung. Kucingan biasa mulai buka sore hari sampai dini hari. Ada juga yang buka mulai tengah malam, kucingan yang buka tengah malam dapat Anda temui di daerah kota semarang. Letaknya di dekat bantaran kali yang membelah kota semarang. Lebih mudahnya dari simpang lima ambil arah utara, sampai lampu lalulintas ambil kanan.

Kucingan bayak di gemari para mahasiswa, karena harganya yang relatif murah ( 1000 - 2500 / bungkus ). Hal ini cocok bagi para mahasiswa yang persediaan uangnya cekak atau sedang lagi diet. Selain itu, kucingan cocok sebagai tempat nongkrong yang enak, santai dan murah meriah. Pertemuan yang serius ala mahasiswa sampai tempat canda tawa mahasiswa. Ada juga yang memanfaatkan sebagai tempat untuk mendapatkan makanan cepat saji ( kan udah di bungkus ) dengan mudah dan murah.

Gorengan berupa mendoan ( tempe yang diiris tipis dan dibungkus tepung saat menggoreng ), tahu isi sampai belalang goreng tersedia di kucingan. Tak usah kawatir karena harga gorengan rata-rata rp 500,-. Jadi kalau habis 10 biji baru habis rp 5000,-.

Oh ya, kucingan disebut juga angkringan, mungkin karena yang makan disitu pada duduk di kursi panjang seperti burung lagi nangkring, mungkin karena itu juga kucingan disebut dengan angkringan. Tetapi dengan perkembangan pasar dan persaingan sekarang telah ada kucingan dengan design seperti kafe-kafe kebanyakan. Satu meja dengan empat kursi.

Kembali ke menu, selain menyediakan nasi dengan lauk dari sambal korek, teri, kering, ayam, usus, telor dadar, sampai sarden, kucingan juga menyediakan aneka minuma yang beragam. Minuman berenergi, jahe, kopi, teh, susu sampai soda juga ada. Yang tidak ada adalah minuman beralkohol, hal ini karena budaya dan agama yang dianut didaerah kucingan berada tidak menghukumi bahwa minuman beralkohol adalah haram.

Bagi yang ingin makan keyang tetapi uang terbatas maka strateginya adalah mengurangi makan gorengan, dan cukup minum air putih yang bisa didapatkan secara gratis. Selain itu, jangan membeli rokok. Karena kucingan mempunyai fungsi selain tempat menghilangkan rasa lapar dan kongkow maka berbagai macam dan merk rokok tersedia di kucingan.

Anda ingin menikmati aneka masakan dengan berbagai menu dengan harga murah di satu tempat yang enak dan nyaman maka kucingan adalah jawaban yang tepat. Bagi Anda yang ingin menikmati kucingan tetapi di daerah Anda tidak ada maka kucingan adalah salah satu ide bisnis yang cemerlang dan tentu saja sedikit sainganya.

Omset ratusan ribu bahkan jutaan dengan modal yang relatif kecil kucingan solusinya. Meskipun identik dengan "kere" tetapi jangan salah bahwa saat makan di kucingan, untuk makan yang standar diperlukan dana yang lebih besar dibanding makan di warung biasa.

Anda penasaran tentang kucingan atau ingin urun rembuk soal kucingan hubungi silahkan saja komentar....

\:)/ \:)/

Wednesday, November 21, 2007

Personal Carbon Emission Reduction

Category : Environment, Capacity Building
Posted : July 2nd, 2007 by Togar Silaban and 66 Views so far.

Koran International Herald Tribune tanggal 22 Juni 2007 yang lalu menurunkan tulisan tentang wacana penurunan gas rumah kaca melalui pemberlakuan apa yang disebut personal carbon emission reduction. Kyoto Protocol (KP) mengharuskan negara-negara industri maju (kecuali Amerika dan Australia yang belum meratifikasi KP) untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sampai pada level tahun 1990.

Melalui Kyoto Protocol perusahaan dinegara-negara maju diwajibkan menurunkan emisi CO2 ke tingkat di tahun 1990. Perusahaan-perusahaan itu melakukan upaya-upaya langsung untuk melakukan penghematan energi yang dilakukan dalam proses di dalam industri-industri. Banyak usaha penghematan yang dilakukan termasuk juga untuk mencari sumber-sumber energi terbarukan (renewable energy).

Selain melakukan konservasi energi secara langsung, tetapi juga dilakukan dengan cara tidak langsung. Penurunan emisi secara tidak langsung adalah melalui Clean Development Mechanism (CDM) dimana perusahaan di negara maju dapat membeli carbon credit dari negara berkembang, yang diperhitungkan sebagai upaya untuk melakukan konservasi gas rumah kaca. Dengan pendekatan CDM maka negara-negara industri (baca negara kaya) bisa difasilitasi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Akan tetapi pendekatan yang dilakukan selama ini adalah dengan melalui kewajiban perusahaan (corporates) di negara maju untuk menurunkan gas rumah kaca. Seperti ditulis dalam koran International Herald Tribune, maka saat ini dirumuskan untuk memberlakukan kewajiban penurunan gas rumah kaca kepada perorangan. Idenya adalah bahwa orang-orang yang mengkonsumsi energi sangat banyak diwajibkan untuk mengkompensasi pemakaian energinya dengan membeli carbon credit dari orang-orang yang menggunakan energi sedikit. Dengan demikian maka orang-orang yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi diwajibkan membayar lebih dan kelebihan pembayaran itu diberikan kepada orang yang menghasilkan emisi rendah.

Pendekatan ini memang masih baru dan masih pada tahap wacana, tetapi saya menilai ini suatu upaya dan kepedulian terhadap dampak perubahan iklim yang saat ini sudah ada didepan mata. Wacana ini masih harus didukung dengan mekanisme pelaksanaan operasionalnya. Isu utama adalah bagaimana mekanisme personal carbon credit bisa diukur dan tata cara pembayarannya kepada orang-orang yang berhak menerima pembayarannya. Diperlukan dukungan yang nyata dari masyarakat yang boros (penghasil emisi tinggi) untuk mewujudkan personal carbon reduction emission. Harus ada kesepakatan internasional untuk menjalankan wacana ini.

Bagaimana masyarakat di Indonesia bisa memanfaatkan pendekatan baru ini. Pertanyaan ini perlu dijawab supaya Indonesia tidak hanya jadi penonton dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan dan bisa menghindari dampak serius dari pemanasan global.


http://www.togarsilaban.com/2007/07/02/personal-carbon-emission-reduction/

Cerita

Banyak cerita tentang segalanya, meski terjadi di kucingan. Jarang cerita menyangkut kucingan sendiri atau malah sangat jauh dengan Kucing. Emang sih kadang ada juga kucing yang ikut nimbrung, tanpa permisi mengagetkan hati karena bulunya membelai lembut di kaki.

Kamu punya cerita masalah kucingan. Ceritaian aja disini.

Kalo ditempatku kucingan disebut 'jotos' tahukan tonjok pake tangan terkepal.

Friday, November 16, 2007

Ngucing Yuk

Ngucing Bos